Beras merah dikenal sebagai beras sehat. Kandungan zat
gizi dalam beras merah dapat membantu menjaga kesehata tubuh. Beras merah
diketahui memiliki zat gizi yang lebih baik dibandingkan dengan beras putih.
Lapisan kulit ari/bekatulnya yang berwarna merah mengandung sejumlah serat,
vitamin (terutama vitamin B), mineral dan lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi
kesehatan tubuh. Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Hegsted, dkk (1990) yang berjudul Rice bran and oat bran lower
cholesterol in humans yang dimuat di Journal of the Federation of American
Societies for Experimental Biology 4:368A, melaporkan bahwa lapisan bekatul
pada beras merah mengandung zat yang bersifat dapat menurunkan kolesterol.
Bekatul beras merah yang berwarna merah berasal dari
zat warna antosianin yang bersifat sebagai antioksidan. Suatu penelitian di China
disebutkan bahwa larutan ekstraks beras merah mengandung protein, asam lemak
tidak jenuh, beta sterol, camsterol, stigmasterol, isoflavon, saponin, Zn dan
Fe, lovastatin, dan mevinolin-HMG-CoA. Unsur yang disebut terkair adalah reduktase
inhibitor yang dapat mengurangi sintesis kolesterol dalam hati.
Beras merah memiliki kandungan protein yang lebih
tinggi dibandingkan dengan beras putih biasa. Suatu penelitian yang dilakukan
oleh Gealy dan Bryant (2009) menemukan kandungan gizi pada beberapa jenis varietas beras merah
lokal di Amerika Utara diketahui memiliki kadar protein 10-14%, lemak 2-3% dan
karbohidrat diatas 70%. Sedangkan beras putih pecah kulit (brown rice) hanya
mengandung 7% protein dan beras putih yang telah mengalami penggilingan dan
penyosohan hanya mengandung 5% protein (Heinemman, et all, 2005). Beras merah
juga mengandung sejumlah serat pangan yang membantu kerja pencernaan sehingga
kotoran tidak tertahan lama dalam usus dalam waktu yang lama. Kotoran yang
tertahan lama dalam pencernaan dapat beresiko zat toksik dalam kotoran dapat
terserap kembali ke dalam tubuh sehingga meningkatkan resiko terbentuknya
kanker.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Satoru Eguchi
yang merupakan Associate Professor of Physiology dan peneliti di Cardiovascular
Research Center di Temple University School of Medicine, menemukan adanya suatu
senyawa yang berada pada lapisan yang mengelilingi beras yang dapat melawan
angiotensi II. Angiotensin II adalah suatu protein endokrin yang diketahui
sebagai penyebab timbulnya tekanan darah tinggi dan atherosklerosis. Dalam
penelitian, suatu komponen subaleurone yang berasal dari ekstrak etil asetat
menunjukkan penghambatan aktifitas angiotensin II dalam sel-sel otot pembuluh
darah yang dikulturkan. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan subaleurone pada
kulit ari beras dapat memberikan penawaran terhadap tekanan darah tinggi dan
atherosklerosis. Hal ini juga membantu menjelaskan mengapa lebih sedikit orang
yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular di Jepang karena mengkonsumsi
paling sedikit 1 sajian beras pecah kulit per hari dibandingkan dengan di
Amerika Serikat.
Untuk 15-16 buah
Bahan
130 g tepung beras merah
30 g pati jagung
¼ sdt baking soda
¼ sdt garam
30 g butter oil substitute
90 g gula pasir
½ sdt ekstrak vanila
1 butir telur
Buah kering/sukade untuk topping
Cara membuat
- Campur tepung beras merah, pati jagung, baking soda dan buah kering. Sisihkan.
- Campur telur, gula pasir dan butter. Campur dengan mixer menggunakan kecepatan tinggi sampai mengembang.
- Turunkan kecepatan mixer dan tambahkan campuran tepung sedikit demi sedikit sampai semua tercampur rata.
- Olesi cetakan kembang berukuran kecil menggunakan minyak sawit, letakkan potongan buah cherry pada bagian dasar.
- Ambil 1 sdt adonan dan masukkan ke dalam cetakan.
- Panggang pada suhu 160oC selama kurang lebih 30 menit.
- Setelah matang. Dinginkan sebentar kemudian keluarkan dari cetakan.
Nilai
gizi per buah
Kalori:
60 kkal
Lemak:
2 g
Karbohidrat:
9 g
Serat:
0,2 g
Protein:
0,6 g
Referensi:
Gealy, D.R., dan
Bryant, R.J., 2009. Seed Physiochemical Characteristics of Field-grown US Weedy
Rice (Oryza sativa) Biotypes: Contrast with Commercial Cultivars. Journal of
Cereal Science
Heinemann,
R. J. B., et al., 2005. Comparative Study of Nutrient Composition of Commercial
Brown, Parboiled and Milled Rice from Brazil. Journal of Food Composition and
Analysis.
The American Physiological Society Press Release.
Brown Rice and
Cardiovascular Protection. http://www.the-aps.org/mm/hp/Audiences/Public-Press/Archive/2010/13.html
No comments:
Post a Comment