Monday 13 August 2012

Air Oksigen, do we really need it? - Bagian 1


Sumber gambar: http://www.photocase.com/photo/3514-stock-photo-air-bubble-air-bubble-oxygen-mineral-water


Oksigen merupakan komponen utama kehidupan. Tanpa oksigen, roda kehidupan tidak akan berjalan. Oksgien terdapat bebas di udara dan dihirup untuk digunakan tubuh dalam menghasilkan energy untuk melakukan aktifitas. Teknologi yang maju memungkinkan untuk memasukkan oksigen murni kedalam wadah dan digunakan untuk keperluan tertentu. Selain itu, oksigen pun bisa ditambahkan ke dalam air dengan pertimbangan untuk memperoleh manfaat oksigen yang lebih baik lagi. Seperti yang dijual di pasaran dengan sebutan air oksigen yang harganya lebih mahal dibanding air kemasan biasa. Sebenarnya, tanpa disadari, selain dihirup oksigen pun masuk melalui saluran pencernaan. Dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari, oksigen pun masuk ke pencernaan melalui makanan dan minuman tersebut. Manusia dalam keadaan normal membutuhkan oksigen sebanyak 535.7 g per hari atau sekitar 375 L per hari. Oksigen untuk tubuh ini diperoleh melalui proses pernapasan. Sekali bernapas, paru-paru bisa menampung sekitar 500 ml udara. Pada saat berolahraga, kebutuhan ini meningkat 5-10 kali lipat. Hal ini bisa dirasakan saat kita terengah-engah waktu berolahraga yang berarti suplai oksigen dalam tubuh berkurang. Sebenarnya dengan berolahraga secara teratur bisa meningkatkan keefektifan paru-paru dalam menghirup oksigen sehingga kita tidak sampai terengah-engah.

Tetap Sehat dan Berenergi di Bulan Puasa - Bagian 4 (selesai)


 
 Sumber gambar: http://www.tap.info.tn/en/en/society/16970-friday-first-day-of-fasting-month-of-ramadan.html


Olahraga di bulan puasa
Menjalankan puasa bukan berarti berhenti berolahraga. Aktifitas fisik tetap dibutuhkan untuk menjaga metabolisme tubuh dan tubuh menjadi tidak mudah capek. Yang perlu diperhatikan yaitu pengaturan waktu olahraganya dan jenis olahraganya. Menurut Prof. Dr. Made Astawan, alternatif waktu terbaik untuk olahraga bukan menjelang waktu berbuka, karena kondisi gula darah sudah mendekati ambang di bawah 60 mg/dl. Saat yang paling tepat dan lebih rasional untuk berolahraga adalah usai sholat tarawih. Ada pendapat lain yang mengemukakan bahwa olahraga kecil  dapat dilakukan sebelum berbuka puasa. Jika hal ini ingin dilakukan, pilihlah olahraga yang tidak membutuhkan energi berlebih, seperti jalan kaki. Sholat tarawih selain sebagai sarana ibadah juga secara tidak langsung adalah olahraga, karena pada saat sholat tarawih terjadi pembakaran kalori.

Thursday 9 August 2012

Vegeto (Vegetables in Tomato)



Tomat (Solanum lycopersicum) berasal dari Amerika Selatan dan menyebar ke seluruh dunia melalui kolonialiasi bangsa Spanyol. Terdapat 7500 jenis tomat yang telah dikembangkan untuk digunakan dengan tujuan yang bermacam-macam. Berdasarkan stuktur penyusunnya, tomat termasuk golongan buah yang biasanya dikonsumsi sebagai sayur. Di beberapa Negara, tomat dikenal dengan nama dan julukan yang berbeda sesuai dengan sejarah dan misteri yang mengawalinya. Dalam bahasa latin Lycopersicon berarti “wolf peach” dan mengacu pada kepercayaan bahwa buah ini seperti srigala yang berbahaya. Di Prancis tomat dikenal dengan nama pomme d’amour atau love apple karena diyakini memiliki manfaat afrodisiak. Sedangkan di Italia disebut pomodoro atau golden apple dikarenakan orang Italia mengenal tomat pertama kali berwarna kuning.

Tetap Sehat dan Berenergi di Bulan Puasa - Bagian 3


Sumber gambar:  http://www.bt.com.bn/live-well/2011/08/07/healthy-diet-during-ramadhan


  1. Makan malam yang bergizi, seimbang dan cukup.
Setelah berbuka puasa, kemudian lakukan sholat magrib. Setelah itu baru makan besar/makan malam. Besar disini tidak berarti anda harus makan sebanyak-banyaknya. Lakukan makan malam seperti biasa dalam jumlah yang cukup dan dengan pilihan menu-menu yang menyehatkan. Cukupi kebutuhan nutrisi dari makanan-makanan sumber karbohidrat (mis. beras merah, beras coklat, gandum, oat, ubi-ubian, jagung), sumber protein (mis. daging rendah lemak, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, susu), sumber lemak (mis. ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan), sumber vitamin dan mineral (mis. buah-buahan, sayur-sayuran). Hindari makanan yang digoreng atau yang diproses dengan menggunakan lemak yang berlebihan. Menurut dr. Fiastuti Witjaksono, M.S. SpGK, pada prinsipnya, puasa hanya menggeser waktu makan saja, jadi tidak ada yang berubah, yang penting adalah seimbang.  Hindari juga makanan-makanan yang terlalu pedas atau yang mengandung bumbu yang merangsang karena dapat mengganggu pencernaan.