Thursday 19 November 2015

Konferensi Indonesia Bergizi 2015 (Bagian 1)


Pada hari senin tanggal 16 November 2015, saya menghadiri undangan Konferensi Indonesia Bergizi yang bertempat di Hotel Harris, Tebet, Jakarta Selatan. Indonesia Bergizi adalah sebuah konsorsium yang digagas oleh Japfa Foundation (JF) di Jakarta pada tahun ini, bersama para mitra dan jejaringnya; Omar Niode Foundation (ONF), para akademisi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI (FKM UI), PT Pangan Media, PT Selaras Hati Sejahtera (SHS) dan Company-Comunity Partnership for Health Indonesia (CCPHI).

Tujuan utama dari Indonesia Bergizi adalah memfasilitasi lintas kemitraan antara Pemerintah, Perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi dan para pemangku kepentingan gizi di Indonesia lainnya, untuk duduk bersama, berdiskusi, berjejaring untuk berkontribusi secara sinergis melalui ragam program peningkatan gizi aktual bagi seluruh rakyat Indonesia, secara berkelanjutan komprehensif dan terukur.

Acara konferensi berlangsung mulai 11.30 sampai sekitar pukul 20.30 tapi karena ada keterlambatan acara ini selesai lebih larut. Konferensi dibagi menjadi dua bagian yaitu plennary session dan working group. Sesi pleno diisi oleh beberapa pembicara yang berasal dari pihak-pihak terkait seperti Ir Doddy Izwardy, MA (Direktur Bina Gizi Kemenkes RI), Prof Dr dr Ratna Juwita, MPH (akademis FKM UI), Oded Muhammad Danial (Wakil Walikota Bandung), Amanda Katili Niode, PhD (Chair Omar Niode Foundation), Andy Prasetyo (Ketua Konsorsium Konferensi Indonesia Bergizi), Prof Dr dr Sudjianto Kamso, SKM (Guru Besar Tetap Fakultas Kesehatan Masyarakat).
Pada sesi Pleno ini, Pak Doddy mengungkapkan tentang status dan kondisi gizi pada anak dan remaja Indonesia yang terjadi sekarang dan ternyata memang ada masalah gizi yang timbul yaitu malnutrition. Masalah gizi ini akan mempengaruhi kesehatan individu tersebut saat dewasa.


Pak Sudjianto banyak mengungkapkan mengenai sindroma metabolik pada anak dan remaja. Sindroma metabolik terdiri dari obesitas sentral, trigliserida tinggi, HDL cholesterol rendah, hipertensi, kadar gula puasa yang tinggi. Jika seseorang telah mengidap paling tidak 3 dari 5 komponen ini maka dia terkena sindroma metabolik. Selanjutnya dikatakan dampak dari sindroma metabolik ini yaitu jantung koroner, diabetes melitus, aterosklerosis, dan stroke. Obesitas adalah faktor utama pemicu sindrom metabolik. Oleh karena ini sindroma metabolik harus mendapat perhatian sehingga tidak menimbulkan pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.

Sedangkan Ibu Amanda dari ONF banyak menceritakan tentang ide-ide untuk memanfaatkan kegiatan-kegiatan berkebun dan memasak pada anak-anak untuk menimbulkan kepedulian mereka terhadap kesehatan. Selain itu  Ibu Amanda juga mempresentasikan tentang pentingnya makanan lokal untuk menangani masalah malnutrisi pada anak dan remaja karena selain makanan lokal adalah aset budaya bangsa, juga bahan-bahannya mudah diperoleh dan ternyata menu-menu lokal tetap disukai.

Setelah sesi pleno, konferensi dilanjutkan ke bagian kedua yaitu working group (kelompok kerja).

---

No comments:

Post a Comment