Sebelum kita membuat masakan sehat yang satu ini, yuk
sedikit kita lihat tentang lada atau pepper. Bumbu yang satu ini pasti paling
sering kita gunakan dalam memasak. Di Indonesia, lada dikenal juga dengan
sebutan merica dan merupakan salah satu jenis bumbu yang terkenal yang berasal
dari Asia Tenggara, China dan India. Lada memiliki nama latin Piper nigrum yang merupakan tanaman berbunga
merambat dari famili Piperaceae yang ditanam untuk dipanen buahnya untuk
dikeringkan. Setelah kering, buah atau bijinya dapat digunakan dalam bentuk
utuh atau dihaluskan terlebih dahulu menjadi bubuk.
Lada memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Di
Asia Tenggara dan India, lada sudah digunakan sejak zaman pra-sejarah. Sedangkan
di zaman Mesir kuno, biji lada hitam digunakan dalam proses mumifikasi. Di
Yunani pada abad ke-4 sebelum masehi, lada menjadi salah satu produk mewah dan
hanya yang sangat kaya yang bisa memilikinya. Lada tersebut masuk melalui jalur
perdagangan Laut Arab dan berasal dari India bagian utara-barat. Di China, lada
sudah dikenal sejak abad ke-2 sebelum masehi dan mulai populer sebagai bumbu
masak pada abad ke-12. Lada dan beberapa jenis rempah yang berasal dari Asia
Tenggara mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan sejarah dunia.
Berbagai jenis penjajahan timbul hanya untuk tujuan menguasai perdagangan lada
dan rempah-rempah tersebut seperti yang terjadi di beberapa negara di Asia.
Kembali ke lada, ada beberapa jenis bumbu lada yang dapat
kita temukan di pasaran, yaitu lada hitam (black pepper), lada putih (white
pepper), lada hijau (green pepper), lada jingga (orange pepper) dan lada merah
(red pepper), serta lada merah muda (pink pepper).
Lada putih sering disebut juga dengan lada, merupakan bumbu
masak yang paling sering kita temui. Lada putih terdiri dari biji buah lada
yang telah dipisahkan bagian kulitnya yang berwarna gelap. Biji yang tanpa
kulit ini kemudian dikeringkan dan dapat dilanjutkan dengan penepungan. Lada
hitam adalah buah lada yang dipanen muda (masih berwarna hijau) dan belum
matang. Setelah melalui proses seperti perebusan dan pengeringan menyebabkan
buah lada ini berwarna hitam dan memiliki permukaan yang keriput. Lada hijau
sama dengan lada hitam yaitu dipanen pada saat masih belum matang (warna
hijau). Warna hijau yang tidak berubah disebabkan karena menggunakan perlakuan
yang berbeda yaitu dengan penggunaan sulfurdioksida, pengalengan, atau
pengeringan beku. Sedangkan lada jingga dan lada merah adalah buah lada yang
dipanen setelah matang dan biasanya diawetkan di dalam larutan garam atau
vinegar. Selain itu dapat juga dikeringkan dengan menggunakan metode yang sama
dengan yang digunakan pada lada hijau. Lada merah muda sebenarnya berasal dari
jenis tanaman yang berbeda dari tanaman lada yaitu pohon lada Peru (Schinus molle). Jenis ini sering
dicampur dengan lada biasa, akan tetapi buah dan daunnya berpotensi menyebabkan
keracunan pada ternak, babi, dan anak sapi. Beberapa data juga menunjukkan buah
ini menyebabkan muntah dan diare pada anak-anak muda setelah mengkonsumsi
buahnya.
Dari segi citarasa, lada putih dan lada hitam memiliki
sedikit perbedaan. Lada hitam memiliki citarasa lebih pedas dan lebih menggigit
dibandingkan dengan lada putih. Sedangkan lada putih memiliki rasa pedas yang
lebih ringan disebabkan karena karena kurangnya beberapa senyawa flavor yang
terdapat pada kulit buah. Lada hijau segar jarang digunakan di beberapa jenis
masakan, akan tetapi digunakan di masakan Thailand dan memberikan citarasa
gurih dan segar serta memiliki aroma yang lebih ringan (bright aroma). Rasa
pedas lada disebabkan oleh kandungan senyawa piperine yang terdapat pada buah
dan biji lada. Lada putih mengandung lebih sedikit senyawa piperine karena
mengalami pemisahan bagian luar buah.
Untuk penggunaannya, lada putih biasanya digunakan pada
masakan-masakan yang memiliki warna yang lebih terang untuk alasan estetik,
karena penggunaan lada hitam menimbulkan bintik-bintik hitam pada makanan yang
sehingga menjadi tidak menarik. Akan tetapi, penggunaan tunggal lada hitam pun
untuk beberapa jenis masakan justru memberikan nilai estetik yang tersendiri. Sedangkan
penggunaan kedua jenis lada ini dapat dikombinasikan untuk mendapatkan citarasa
yang diinginkan. So, jika ingin mendapatkan makanan yang bercitarasa, gunakan
lada sebagai salah satu bumbunya.
Untuk 1
porsi
Bahan
200 g dada
ayam
1 sdm lemon
juice
1 cm jahe
2 siung
bawang merah
1 siung
bawang putih
½ sdm saus
tomat
½ sdm minyak
rice bran
½ sdm madu
½ sdm saus
tiram
½ sdt lada
hitam utuh (ditumbuk kasar)
1/8 sdt lada
hitam bubuk
1/8 sdt
garam
½ buah cabai
merah (iris tipis menyamping)
Cara membuat:
- Cuci bersih dada ayam. Tiriskan.
- Balur dengan lemon juice. Sisihkan.
- Haluskan jahe, bawang merah, dan bawang putih. Campur rata bumbu halus tersebut dengan saus tomat, minyak rice bran, madu, saus tiram, lada hitam kasar, lada hitam bubuk, dan garam.
- Lumuri dada ayam dengan campuran bumbu tersebut dan diamkan 30 menit.
- Tambahkan irisan cabai merah.
- Letakkan dada ayam pada baki oven yang telah diolesi minyak. Masukkan ke dalam oven dan panggang pada suhu 180oC selama 30 menit hingga matang.
- Angkat dan sajikan.
Nilai
nutrisi per porsi
Energi: 275
kkal
Lemak: 7.5 g
Karbohidrat:
5.7 g
Serat: 0 g
Protein: 46.2 g
Tips dan saran
- Konsumsi bersama sayuran
atau buahan untuk melengkapi kandungan serat dan nutrisi lainnya.
- Sebagai sumber
karbohidratnya, gunakan nasi merah atau nasi coklat atau sumber
karbohidrat kompleks lainnya dan tetap perhatikan jumlahnya.
No comments:
Post a Comment