Saturday 18 January 2014

Baked Chicken with Black Pepper


Sebelum kita membuat masakan sehat yang satu ini, yuk sedikit kita lihat tentang lada atau pepper. Bumbu yang satu ini pasti paling sering kita gunakan dalam memasak. Di Indonesia, lada dikenal juga dengan sebutan merica dan merupakan salah satu jenis bumbu yang terkenal yang berasal dari Asia Tenggara, China dan India. Lada memiliki nama latin Piper nigrum yang merupakan tanaman berbunga merambat dari famili Piperaceae yang ditanam untuk dipanen buahnya untuk dikeringkan. Setelah kering, buah atau bijinya dapat digunakan dalam bentuk utuh atau dihaluskan terlebih dahulu menjadi bubuk.
Lada memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Di Asia Tenggara dan India, lada sudah digunakan sejak zaman pra-sejarah. Sedangkan di zaman Mesir kuno, biji lada hitam digunakan dalam proses mumifikasi. Di Yunani pada abad ke-4 sebelum masehi, lada menjadi salah satu produk mewah dan hanya yang sangat kaya yang bisa memilikinya. Lada tersebut masuk melalui jalur perdagangan Laut Arab dan berasal dari India bagian utara-barat. Di China, lada sudah dikenal sejak abad ke-2 sebelum masehi dan mulai populer sebagai bumbu masak pada abad ke-12. Lada dan beberapa jenis rempah yang berasal dari Asia Tenggara mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan sejarah dunia. Berbagai jenis penjajahan timbul hanya untuk tujuan menguasai perdagangan lada dan rempah-rempah tersebut seperti yang terjadi di beberapa negara di Asia.
Kembali ke lada, ada beberapa jenis bumbu lada yang dapat kita temukan di pasaran, yaitu lada hitam (black pepper), lada putih (white pepper), lada hijau (green pepper), lada jingga (orange pepper) dan lada merah (red pepper), serta lada merah muda (pink pepper).
Lada putih sering disebut juga dengan lada, merupakan bumbu masak yang paling sering kita temui. Lada putih terdiri dari biji buah lada yang telah dipisahkan bagian kulitnya yang berwarna gelap. Biji yang tanpa kulit ini kemudian dikeringkan dan dapat dilanjutkan dengan penepungan. Lada hitam adalah buah lada yang dipanen muda (masih berwarna hijau) dan belum matang. Setelah melalui proses seperti perebusan dan pengeringan menyebabkan buah lada ini berwarna hitam dan memiliki permukaan yang keriput. Lada hijau sama dengan lada hitam yaitu dipanen pada saat masih belum matang (warna hijau). Warna hijau yang tidak berubah disebabkan karena menggunakan perlakuan yang berbeda yaitu dengan penggunaan sulfurdioksida, pengalengan, atau pengeringan beku. Sedangkan lada jingga dan lada merah adalah buah lada yang dipanen setelah matang dan biasanya diawetkan di dalam larutan garam atau vinegar. Selain itu dapat juga dikeringkan dengan menggunakan metode yang sama dengan yang digunakan pada lada hijau. Lada merah muda sebenarnya berasal dari jenis tanaman yang berbeda dari tanaman lada yaitu pohon lada Peru (Schinus molle). Jenis ini sering dicampur dengan lada biasa, akan tetapi buah dan daunnya berpotensi menyebabkan keracunan pada ternak, babi, dan anak sapi. Beberapa data juga menunjukkan buah ini menyebabkan muntah dan diare pada anak-anak muda setelah mengkonsumsi buahnya.
Dari segi citarasa, lada putih dan lada hitam memiliki sedikit perbedaan. Lada hitam memiliki citarasa lebih pedas dan lebih menggigit dibandingkan dengan lada putih. Sedangkan lada putih memiliki rasa pedas yang lebih ringan disebabkan karena karena kurangnya beberapa senyawa flavor yang terdapat pada kulit buah. Lada hijau segar jarang digunakan di beberapa jenis masakan, akan tetapi digunakan di masakan Thailand dan memberikan citarasa gurih dan segar serta memiliki aroma yang lebih ringan (bright aroma). Rasa pedas lada disebabkan oleh kandungan senyawa piperine yang terdapat pada buah dan biji lada. Lada putih mengandung lebih sedikit senyawa piperine karena mengalami pemisahan bagian luar buah.
Untuk penggunaannya, lada putih biasanya digunakan pada masakan-masakan yang memiliki warna yang lebih terang untuk alasan estetik, karena penggunaan lada hitam menimbulkan bintik-bintik hitam pada makanan yang sehingga menjadi tidak menarik. Akan tetapi, penggunaan tunggal lada hitam pun untuk beberapa jenis masakan justru memberikan nilai estetik yang tersendiri. Sedangkan penggunaan kedua jenis lada ini dapat dikombinasikan untuk mendapatkan citarasa yang diinginkan. So, jika ingin mendapatkan makanan yang bercitarasa, gunakan lada sebagai salah satu bumbunya.

Untuk 1 porsi
Bahan
200 g dada ayam
1 sdm lemon juice
1 cm jahe
2 siung bawang merah
1 siung bawang putih
½ sdm saus tomat
½ sdm minyak rice bran
½ sdm madu
½ sdm saus tiram
½ sdt lada hitam utuh (ditumbuk kasar)
1/8 sdt lada hitam bubuk
1/8 sdt garam
½ buah cabai merah (iris tipis menyamping)

Cara membuat:
  1. Cuci bersih dada ayam. Tiriskan.
  2. Balur dengan lemon juice. Sisihkan.
  3. Haluskan jahe, bawang merah, dan bawang putih. Campur rata bumbu halus tersebut dengan saus tomat, minyak rice bran, madu, saus tiram, lada hitam kasar, lada hitam bubuk, dan garam.
  4. Lumuri dada ayam dengan campuran bumbu tersebut dan diamkan 30 menit.
  5. Tambahkan irisan cabai merah.
  6. Letakkan dada ayam pada baki oven yang telah diolesi minyak. Masukkan ke dalam oven  dan panggang pada suhu 180oC selama 30 menit hingga matang.
  7. Angkat dan sajikan.


Nilai nutrisi per porsi
Energi: 275 kkal
Lemak: 7.5 g
Karbohidrat: 5.7 g
Serat: 0 g
Protein: 46.2 g

Tips dan saran

  1. Konsumsi bersama sayuran atau buahan untuk melengkapi kandungan serat dan nutrisi lainnya.
  2. Sebagai sumber karbohidratnya, gunakan nasi merah atau nasi coklat atau sumber karbohidrat kompleks lainnya dan tetap perhatikan jumlahnya.
This video also can be seen at http://duniafitnes.com/nutrition/baked-chicken-with-black-pepper.html

No comments:

Post a Comment