Thursday, 31 July 2014

Sauteed Broccoli with Honey



Siapa yang tidak kenal dengan brokoli? Bahan makanan yang satu ini sangat terkenal di kalangan penggemar makanan sehat.  Yuk kita bahas sedikit mengenai brokoli. Brokoli adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berasal dari keluarga kubis-kubisan. Bagian yang dikonsumsi sebagai sayuran adalah bagian bunganya. Kata brokoli sendiri berasal dari bahasa Italia, broccolo yang artinya bunga pada bagian atas kubis. Selain bagian bunganya, daun brokoli pun dapat dikonsumsi. Brokoli yang memiliki nama latin Brassica oleracea berasal dari Italia sejak 2000 SM dan merupakan tanaman yang diturunkan dari tanaman sayuran daun yang berasal dari Mediterania bagian Utara.
Dari segi nutrisi, sayuran ini kaya akan vitamin C. Dalam 100 g brokoli mengandung vitamin C yang bisa memenuhi 107% dari kebutuhan harian tubuh. Selain itu brokoli merupakan sumber yang baik dari beberapa zat gizi seperti vitamin K, A, B1, B2, B5, B6, B9, E, kolin, serat pangan, protein, mineral mangan, kalium, molybdenum, fosfor, magnesium, kalsium, besi dan selenium.
Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa brokoli memiliki manfaat buat tubuh yaitu sebagai anti inflamasi, antioksidan, anti kanker, dan meningkatkan detoksifikasi. Sebagai anti inflamasi, brokoli mengandung senyawa fitonutrisi golongan flavonol  yang disebut kaempferol. Kaempferol memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko inflamasi kronis melalui mekanisme kerjanya yang mengurangi dampak alergi yang berhubungan dengan faktor-faktor penyebab inflamasi seperi senyawa penyebab alergi, kondisi kesehatan yang buruk, kekurangan zat gizi tertentu, penggunaan obat-obatan, dan gaya hidup yang tidak sehat, yang dapat menurunkan produksi senyawa antibodi.
Sebagai antioksidan, brokoli adalah sayuran yang mengandung vitamin C dalam jumlah yang cukup tinggi. Selain itu terdapat juga senyawa-senyawa fitonutrisi yang berfungsi sebagai antioksidan seperto lutein karotenoid, zeaxanthin, dan beta-karoten. Senyawa antioksidan lain yang terkandung dalam brokoli yaitu vitamin E, mangan, dan seng. Dalam brokoli terdapat senyawa fitonutrisi yang disebut isothiocyanate (ITC) yang terbuat dari glucosinolate (glucoraphanin, gluconasturtiian, dan glucobrassicin) memiliki fungsi dalam membantu proses detoksifikasi senyawa-senyawa yang membahayakan sel tubuh.
Kombinasi dari antioksidan, anti inflamasi dan fungsi detoksifikasi  menjadikan brokoli sebagai makanan yang unik dalam hal pencegahan kanker. Beberapa penelitian menyebutkan adanya pengaruh brokoli terhadap penurunan resiko kanker prostat, kanker usur, kanker payudara, kanker kandung kemih dan kanker ovarium.
Nah setelah tahu manfaat dan kandungan brokoli, sekarang bagaimana memilih dan menyimpan brokoli yang baik? Pilihlah brokoli yang bunganya kompak, utuh dan tidak memar, warnanya seragam (hijau tua atau hijau-ungu, tergantung varietas) dan tidak terdapat warna kekuningan, tidak memiliki bunga kuning yang mekar karena hal ini menandakan telah lewat matang. Selain itu, brokoli yang baik memiliki tangkai yang kokoh dan tidak berbintik-bintik lendir, jika daunnya masih menempel maka daunnya harus segar dan tidak layu.
Untuk penyimpanan, simpanlah brokoli dalam kantong plastik kering, keluarkan udara dari dalam kantong plastik. Penyimpanan dalam pendingin dapat memperpanjang umur simpan sampai 10 hari. Jangan mencuci brokoli jika ingin disimpan terlebih dahulu karena dapat mempercepat pembusukan. Karena kandungan vitamin C pada brokoli menurun jumlahnya sejak brokoli dipanen, maka sebaiknya brokoli dapat dikonsumsi paling lama 2 hari setelah kita beli. Untuk brokoli yang sudah dimasak dan masih tersisa agar dapat tahan beberapa hari, maka dapat disimpan di tempat yang tertutup rapat dan disimpan di lemari es.

Untuk 2-3 porsi
Bahan
150 g brokoli
100 g jamur tiram (potong memanjang)
50 g jamur shiitake (belah dua)
80 g kentang (potong memanjang)
3 siung bawang putih (iris tipis)
1 sdm minyak bekatul (rice bran)
½ sdt kecap asin
½ sdt kecap ikan
½ sdm kecap manis
½ sdm madu
¼ sdt garam
¼ sdt lada

Cara membuat
  1. Blansir terlebih dahulu jamur tiram dan shiitake. Sisihkan.
  2. Panaskan minyak. Tumis bawang putih sampai harum. Masukkan kentang dan tumis sampai setengah matang.
  3. Masukkan brokoli, jamur tiram, dan jamur shiitake. Tumis sekitar 3 menit.
  4. Tambahkan kecap asin, kecap ikan, kecap manis, madu, garam dan lada. Aduk rata.
  5. Angkat. Sajikan.


Nilai nutrisi per porsi
Energi:  86 kkal
Lemak: 3,6 g
Karbohidrat: 9,9 g
Serat: 2,8 g
Protein: 3,6 g


No comments:

Post a Comment