Di artikel resep sehat sebelumnya, saya sudah pernah menulis
mengenai tempe dan manfaat kesehatannya. Nah, kali ini saya akan coba berbagi
tips bagaimana memilih tempe yang baik. Tempe termasuk kategori makanan segar dan
memiliki masa simpan yang pendek dan dapat cepat rusak jika tidak ditangani
dengan benar. Sebagai produk yang diusahakan oleh banyak pengrajin tempe skala
rumah tangga, produk ini pun kadang dihinggapi isu-isu yang berkaitan dengan
keamanannya sebagai bahan makanan. Terlepas dari benar tidaknya isu-isu
tersebut, konsumen pun diwajibkan untuk dapat memilih tempe yang aman untuk
dikonsumsi. Yuk kita lihat tempe yang baik itu seperti apa fisiknya.
Tempe yang baik memiliki warna yang putih bersih yang merata
pada permukaan. Warna putih pada permukaan tempe berasal dari miselium kapang
yang tumbuh selama proses.Tempe yang baik memiliki struktur yang homogen dan kompak (tidak terburai). Struktur tempe yang kompak disebabkan karena
lebatnya miselium yang mengikat erat antar biji kedelai. Ciri yang berikut
yaitu tempe memiliki aroma dan rasa yang khas tempe yang ditimbulkan dari
proses penguraian beberapa komponen zat yang terdapat dalam kedelai.
Tempe yang tidak baik memiliki ciri-ciri yaitu pertama permukaanya
basah yang disebabkan karena proses fermentasinya tidak berhasil (suhu terlalu
tinggi, tempe terlalu basah, kelembaban udara terlalu tinggi, aerasi pada
pembungkus tidak baik, dan alat yang digunakan tidak higienis). Ciri berikut
yaitu strukturnya tidak kompak yang disebabkan karena kapang tidak aktif, ragi
tempe terlalu sedikit, waktu fermentasi kurang lama atau suhu fermentasi
terlalu rendah. Ciri ketiga yaitu adanya bercak hitam spora dari kapang pada
permukaan yang disebabkan karena tempe proses fermentasi yang terlalu lama,
suhu yang terlalu tinggi atau kelembaban lingkungan yang terlalu kering. Ciri
keempat yaitu adanya bau yang tidak lazim seperti bau amoniak dan alkohol, yang
ditimbulkan akibat fermentasi yang terlalu lama, alat tidak bersih dan kadar
air terlalu tinggi.
Hindari membeli ataupun mengolah tempe yang diberi pewarna
yang bukan food grade. Terkadang tempe ditambahkan bahan pewarna sehingga lebih
menarik. Penambahan pewarna alami sebenarnya tidak masalah, akan tetapi hal
buruk bisa terjadi jika menggunakan pewarna yang bukan diperuntukkan untuk
makanan. Untuk diperhatikan bahwa bahan pewarna yang bukan food grade
memberikan warna yang terlalu menyolok pada tempe, lebih cepat rusak, dan
berwarna kekuningan setelah dimasak.
Daya tahan tempe dipengaruhi oleh suhu penyimpanan, suhu
yang rendah dapat menahan terjadi fermentasi lanjutan. Dalam suhu dingin, tempe
dapat disimpan selama 3 hari tanpa ada perubahan rasa dan warna. Dan pada hari
kelima warna menjadi kekuningan dan tercium bau busuk. Hindari mengkonsumsi
tempe bila pada permukaan tempe muncul warna biru, kuning atau merah muda. Ini
merupakan salah satu tanda tempe sudah rusak. Bercak berwarna hitam atau kelabu
yang muncul pada permukaan tempe berasal dari spora kapang Rhizopus sp. (kapang tempe). Tempe ini masih bisa dikonsumsi jika
tidak tercium bau amoniak yang kuat. Untuk amannya bagian yang berbercak hitam
dapat dibuang saja jika masih sedikit.
Untuk 4 porsi
Bahan
300 g tempe (potong persegi panjang)
3 siung bawang merah
3 siung bawang putih
½ buah (70 g) tomat (potong memanjang)
1 bungkus (50 g) bumbu kari siap pakai
1 sdm minyak canola
Cara membuat
- Panaskan minyak. Tumis bawang merah dan bawang putih.
- Tumis tomat sebentar. Masukkan bumbu kari. Aduk rata.
- Masukkan tempe, aduk rata, tumis sampai matang.
- Angkat dan sajikan.
Nilai
gizi per porsi
Energi:
204 kkal
Lemak:
12 g
Karbohidrat:
8,8 g
Serat:
3,7 g
Protein:
15 g
Tips
dan saran
- Jika ingin agak pedas dapat ditambahkan cabe rawit.
- Dapat dikonsumsi untuk snack atau sebagai side dish di waktu makan anda.
No comments:
Post a Comment