Sunday 2 February 2014

Tempeh Curry


Di artikel resep sehat sebelumnya, saya sudah pernah menulis mengenai tempe dan manfaat kesehatannya. Nah, kali ini saya akan coba berbagi tips bagaimana memilih tempe yang baik. Tempe termasuk kategori makanan segar dan memiliki masa simpan yang pendek dan dapat cepat rusak jika tidak ditangani dengan benar. Sebagai produk yang diusahakan oleh banyak pengrajin tempe skala rumah tangga, produk ini pun kadang dihinggapi isu-isu yang berkaitan dengan keamanannya sebagai bahan makanan. Terlepas dari benar tidaknya isu-isu tersebut, konsumen pun diwajibkan untuk dapat memilih tempe yang aman untuk dikonsumsi. Yuk kita lihat tempe yang baik itu seperti apa fisiknya.
Tempe yang baik memiliki warna yang putih bersih yang merata pada permukaan. Warna putih pada permukaan tempe berasal dari miselium kapang yang tumbuh selama proses.Tempe yang baik memiliki struktur yang homogen  dan kompak (tidak terburai).  Struktur tempe yang kompak disebabkan karena lebatnya miselium yang mengikat erat antar biji kedelai. Ciri yang berikut yaitu tempe memiliki aroma dan rasa yang khas tempe yang ditimbulkan dari proses penguraian beberapa komponen zat yang terdapat dalam kedelai.
Tempe yang tidak baik memiliki ciri-ciri yaitu pertama permukaanya basah yang disebabkan karena proses fermentasinya tidak berhasil (suhu terlalu tinggi, tempe terlalu basah, kelembaban udara terlalu tinggi, aerasi pada pembungkus tidak baik, dan alat yang digunakan tidak higienis). Ciri berikut yaitu strukturnya tidak kompak yang disebabkan karena kapang tidak aktif, ragi tempe terlalu sedikit, waktu fermentasi kurang lama atau suhu fermentasi terlalu rendah. Ciri ketiga yaitu adanya bercak hitam spora dari kapang pada permukaan yang disebabkan karena tempe proses fermentasi yang terlalu lama, suhu yang terlalu tinggi atau kelembaban lingkungan yang terlalu kering. Ciri keempat yaitu adanya bau yang tidak lazim seperti bau amoniak dan alkohol, yang ditimbulkan akibat fermentasi yang terlalu lama, alat tidak bersih dan kadar air terlalu tinggi.
Hindari membeli ataupun mengolah tempe yang diberi pewarna yang bukan food grade. Terkadang tempe ditambahkan bahan pewarna sehingga lebih menarik. Penambahan pewarna alami sebenarnya tidak masalah, akan tetapi hal buruk bisa terjadi jika menggunakan pewarna yang bukan diperuntukkan untuk makanan. Untuk diperhatikan bahwa bahan pewarna yang bukan food grade memberikan warna yang terlalu menyolok pada tempe, lebih cepat rusak, dan berwarna kekuningan setelah dimasak.
Daya tahan tempe dipengaruhi oleh suhu penyimpanan, suhu yang rendah dapat menahan terjadi fermentasi lanjutan. Dalam suhu dingin, tempe dapat disimpan selama 3 hari tanpa ada perubahan rasa dan warna. Dan pada hari kelima warna menjadi kekuningan dan tercium bau busuk. Hindari mengkonsumsi tempe bila pada permukaan tempe muncul warna biru, kuning atau merah muda. Ini merupakan salah satu tanda tempe sudah rusak. Bercak berwarna hitam atau kelabu yang muncul pada permukaan tempe berasal dari spora kapang Rhizopus sp. (kapang tempe). Tempe ini masih bisa dikonsumsi jika tidak tercium bau amoniak yang kuat. Untuk amannya bagian yang berbercak hitam dapat dibuang saja jika masih sedikit.

Untuk 4 porsi
Bahan
300 g tempe (potong persegi panjang)
3 siung bawang merah
3 siung bawang putih
½ buah (70 g) tomat (potong memanjang)
1 bungkus (50 g) bumbu kari siap pakai
1 sdm minyak canola

Cara membuat
  1. Panaskan minyak. Tumis bawang merah dan bawang putih.
  2. Tumis tomat sebentar. Masukkan bumbu kari. Aduk rata.
  3. Masukkan tempe, aduk rata, tumis sampai matang.
  4. Angkat dan sajikan.


Nilai gizi per porsi
Energi: 204 kkal
Lemak: 12 g
Karbohidrat: 8,8 g
Serat: 3,7 g
Protein: 15 g

Tips dan saran
  1. Jika ingin agak pedas dapat ditambahkan cabe rawit.
  2. Dapat dikonsumsi untuk snack atau sebagai side dish di waktu makan anda.
This article also can be seen at http://duniafitnes.com/nutrition/tempeh-curry.html

No comments:

Post a Comment