Saturday 15 February 2014

Mendesain Kebutuhan Nutrisi Untuk Fitnes (Bagian 1)

Sumber gambar:  http://www.theguardian.com/artanddesign/jonathanjonesblog/2012/aug/06/olympic-art-gold-myron

Fitness has become popular in Indonesia recent years. Followers this kind of sport have been increasing too.  Not only as a sport, fitness has become a lifestyle or rather a healthy lifestyle. Fitness is not always about physical exercise but also concern about diet and healthy food which support healthy lifestyle. The market share for health food product which is fit with fitness requirements is still wide open. Various types of health food products can be designed to meet these fitness requirements. It is not difficult to design health food products for fitness needs. To design them, you should know the purposes of fitness and what kind of nutritional requirements that suit with fitness needs. The following short review may be used as basis in designing health food products for fitness.

Tentang Fitnes
Olahraga kebugaran atau sering disebut fitnes beberapa tahun belakangan ini termasuk populer di kalangan masyarakat Indonesia. Dulunya olahraga ini sering dikaitkan dengan bodybuilding atau binaraga, padahal olahraga itu sendiri apa pun jenisnya bertujuan untuk membuat tubuh kita tetap “fit” atau bugar. Fitness sendiri berasal dari kata dasar dalam bahasa Inggris “fit” yang salah satu artinya yaitu bugar atau sehat, kemudian ditambahkan akhiran “ness”. Oxford Dictionary mendefinisikan “fitness” sebagai kondisi tubuh yang bugar dan sehat. Ensiklopedi Wikipedia menghubungkan fitness (physical fitness) pada dua konsep yaitu 1) general fitness (kondisi sehat dan bugar secara umum), dan 2) specific fitness (kemampuan untuk melakukan aspek khusus dalam olahraga). President’s Council on Physical Fitness and Sport yang merupakan suatu kelompok studi yang disponsori oleh pemerintah Amerika Serikat menghubungkan fitness kedalam tiga hal yaitu kesehatan, keahlian, dan olahraga. Fitness di Indonesia lebih diartikan sebagai jenis olahraga yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk tubuh yang lebih sehat, bugar, lebih ideal (proporsional), ataupun untuk mendapatkan tubuh yang lebih berotot.
Sedikit mengenai sejarah fitness. Sebenarnya fitness itu sendiri telah dilakukan secara tidak langsung oleh manusia primitif sebelum 10.000 SM. Aktifitas fisik yang mereka lakukan seperti berburu, menari, dan berpindah tempat secara tidak langsung membuat tubuh mereka lebih fit. Di kebudayaan kuno terutama di China dan India (2500-250 SM) dikenal semacam olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh yaitu Kung Fu di China dan Yoga di India. Latihan-latihan untuk menjaga kebugaran juga dikaitkan dengan kebutuhan militer seperti yang berkembang di daerah Timur Dekat (4000-250 SM) terutama di kebudayaan Asiria, Babilona, Mesir, Palestina, Persia, dan Siria, dan juga yang berkembang di Roma (200 SM-476 M). Di Yunani (2500-200 SM) dikenal semacam tempat khusus untuk latihan kebugaran yang disebut “Palaestra” dan gymnasium. Inilah yang menjadi cikal bakal perkembangan fitnes modern yang berawal di kawasan Eropa sekitar tahun 1700-1850.
Tentunya kalau menyebutkan kata fitness, umumnya yang terbersit di benak kita adalah nama Ade Rai. Memang Ade Rai merupakan salah satu atlit binaraga dan icon di dunia fitness yang mempopulerkan fitnes di Indonesia. Sebenarnya ada sedikit perbedaan antara olahraga binaraga dan fitnes, meskipun berawal dari dasar yang sama yaitu latihan beban. Binaraga atau bodybuilding lebih bertujuan ke pembentukan otot yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, sedangkan fitnes lebih bertujuan untuk mendapatkan tubuh yang lebih bugar atau proporsional sesuai dengan tujuan perorangan.

Secara umum, olahraga dalam fitness dibagi menjadi dua jenis yaitu latihan beban (weight training), dan kardio (cardio). Latihan beban dapat menggunakan beban tubuhnya sendiri, beban bebas, dan beban alat. Latihan beban dapat juga dibedakan berdasarkan jenis otot yang dilatih seperti otot dada, otot punggung, otot perut, otot lengan, dan otot kaki. Sedangkan kardio yang artinya jantung adalah latihan untuk melatih jantung (meningkatkan detak jantung) tanpa menggunakan beban. Contoh latihan kardio yaitu jogging, renang, bersepeda, dan aerobik. Jenis aktifitas di fitness ini pun tidak selalu latihan beban saja atau kardio saja, melainkan telah berkembang ke berbagai macam latihan yang merupakan latihan kombinasi latihan beban dan kardio seperti body combat, body pump, yoga, tai chi, dan body balance.


This article have been published on Food Review Indonesia Magazine, February 2012.

No comments:

Post a Comment