Friday 28 November 2014

Emosi Anda dan Jantung Anda


Sumber gambar: http://frenchtribune.com/teneur/1422179-people-suffering-depression-have-greater-risk-heart-failure

Anda mungkin akan terkejut mengetahui bahwa apa yang anda rasakan secara emosional dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan jantung anda. Sebenarnya, hubungan antara depresi dan sakit jantung merupakan jalan dua jalur. Tidak hanya depresi dapat menyebabkan penyakit jantung, tetapi serangan jantung dapat menyebabkan depresi. Depresi dapat melemahkan motivasi anda, membuat anda sulit berkonsentrasi, dan membuat perasaan anda tanpa harapan - yang kesemuanya ini dapat mempersulit pengobatan dan tetap berpegang pada rencana pengobatan.

Depresi juga hal penting yang harus diperhatikan untuk penderita gagal jantung. Untuk penderita gagal jantung yang juga mengalami depresi, gejala yang timbul menjadi memburuk lebih cepat. Suatu studi menemukan bahwa tingkat kematian dan rawat inap antara penderita depresi dengan gagal jantung lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak menunjukkan tanda-tanda depresi. Dan, sementara depresi lebih sering terjadi pada wanita dengan gagal jantung, tetapi tampaknya depresi cenderung lebh parah pada pria dengan gagal jantung.

Kabar baiknya adalah bahwa depresi dapat berhasil diobati dengan pengobatan, terapi fisiososial, atau keduanya. Penelitian menunjukkan bahwa pada pasien jantung dan depresi, pengobatan depresi dapat memperbaiki kondisi jantung. Pada penderita serangan jantung, contohnya, pengobatan depresi dengan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) dapat mengurangi resiko terjadi kondisi lain yang berhubungan dengan jantung.

Diagnosa yang lebih awal dan perbaikan dalam pengobatan sekarang lebih memungkinkan untuk memperlambat terjadinya gejala-gejala gagal jantung. Dan penelitian menunjukkan bahwa pengendalian depresi dapat memberikan perawatan diri yang lebih baik dan gejala-gejala yang lebih sedikit pada penderita gagal jantung. Penanganan gagal jantung yang berhasil melibatkan kerjasama antara tim medis dan tetap berpegang pada rencana pengobatan anda. Jangan biarkan depresi menghalangi jalan anda.

Sumber: Healthbeat Newsletter, 29 November 2014. Harvard Medical School. Trusted advice for healthier life.



No comments:

Post a Comment