Saturday 22 March 2014

Making Your Own Soymilk


Anda ingin membuat susu kedelai sendiri? Nggak susah kok. Coba ikuti resep sehat berikut ini, tapi sebelum itu yuk kita membahas sedikit tentang sejarah susu kedelai dan beberapa pengaruhnya terhadap kesehatan. Kedelai (soybean) atau bahasa latinnya Glycine max berasal dari Asia Timur (China, Jepang dan Korea), masuk ke Eropa pada awal abad ke-18, kemudian masuk ke Amerika Utara pada tahun 1765. Tanaman ini masuk ke Afrika pada akhir abad ke-19. Kedelai sudah digunakan di China selama lebih dari 5000 tahun sebagai makanan dan campuran obat-obatan. Sebuah mitos di China menyebutkan pada tahun 2853 SM, Kaisar Shennong yang terkenal memperkenalkan 5 tanaman yang disucikan yaitu kedelai, beras, gandum, barley dan millet. Antara abad pertama sampai abad ke-15 dan ke-16, kedelai diperkenalkan di beberapa negara seperti India, Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Taiwan dan Nepal. Sekarang, kedelai sudah tersebar luas hampir di seluruh dunia.
Istilah susu kedelai (soy milk) telah digunakan sejak tahun 82 M yang tertulis dalam buku berjudul “Lunheng” karangan Wang Chong pada bab yang berjudul “Four Taboos (Szu-Hui). Menurut legenda di China, susu kedelai dikembangkan oleh Liu An (seorang pangeran, cucu dari Kaisar Liu Bang dari Dinasti Han) untuk keperluan pengobatan, meskipun tidak ada bukti nyata terhadap legenda ini. Legenda ini berkembang pada abad ke-12 dan tidak terdapat kejelasan sampai akhir abad ke-15 yang tertulis di “Bencao Gangmu” (suatu buku mengenai bahan obat-obatan herbal atau disebut juga Compendium of Materia Medica). Di buku ini disebutkan tentang tahu (tofu) yang dikembangkan ole Liu An tapi tidak menyebutkan sedikit pun mengenai susu kedelai. Kemudian penulis-penulis Asia dan Barat  menambahkan juga kalau susu kedelai dikembangkan oleh Liu An, dengan asumsi tahu (tofu) tidak dapat dihasilkan tanpa melalui proses pembuatan susu kedelai terlebih dahulu.
Dari kandungan gizi, susu kedelai memiliki kandungan protein yang hampir sama dengan susu sapi, meskipun ada perbedaan dari komposisi asam amino yang mempengaruhi nilai kualitasnya. Akan tetapi, kandungan protein susu kedelai dapat bervariasi tergantung jenis kedelai yang digunakan, jenis proses dan alat yang digunakan, tingkat pengenceran yang diterapkan, dan adanya bahan-bahan tambahan tertentu. Oleh karena itu, jika ingin mengetahui kadar protein susu kedelai yang akan kita konsumsi, akan lebih baik jika kita selalu membaca informasi nilai gizinya (nutrition facts).
Susu kedelai tidak mengandung laktosa, sehingga aman untuk penderita lactose intolerance. Selain itu kandungan asam lemak jenuhnya lebih sedikit dibandingkan susu sapi, dan juga tidak mengandung kolesterol. Penelitian Anderson, dkk (1995) berjudul “Meta-analysis of the effects of soy protein intake on serum lipids” yang dimuat di The New England Journal of Medicine 333 (5): 276-282, menyebutkan bahwa konsumsi kedelai dapat mengurangi kandungan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam tubuh.
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Sacks, dll (2006) selama 10 tahun mengenai protein kedelai diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi protein kedelai dan manfaat kesehatannya pada kesehatan jantung atau kanker, dan hasil panel review mengenai pemberian suplemen isoflavon kedelai tidak menunjukkan bukti manfaat untuk wanita pasca menopause. Tapi bagaimanapun, American Heart Association (AHA) menambahkan bahwa konsumsi kedelai memiliki manfaat buat kesehatan kardiovaskular terkait dengan kandungan asam lemak tak jenuhnya yang tinggi, serat pangan, vitamin, mineral dan kandungan asam lemak jenuh yang rendah yang terkandung dalam kedelai. Disimpulkan juga bahwa kedelai dapat menggantikan protein hewani yang tinggi kandungan asam lemak jenuhnya. Hasil penelitian yang berjudul “Soy protein, isoflavones, and cardiovascular health: an American Heart Association Science Advisory for professionals from the Nutrition Committee" ini dimuat di jurnal “Circulation” 113 (7): 1034–1044.
Penelitian yang dilakukan oleh Darling, dkk (2009), memberikan hasil penolakan klaim bahwa kedelai dapat mempengaruhi densitas mineral tulang. Penelitian ini dimuat di The American Journal of Clinical Nutrition 90 (6): 1674-1692. Sedangkan mengenai mitos bahwa mengkonsumsi kedelai dapat meningkatkan kadar estrogen pada pria, ternyata hasil penelitian yang dilakukan oleh Messina (2010) yang dimuat di jurnal Fertility and Sterility 93 (7); 2095-2104, membuktikan bahwa mitos tersebut hanya isapan jempol belaka. Penelitian yang berjudul “Soybean isoflavone exposure does not have feminizing effects on men; a critical examintaon of the clinical evidence” menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi kedelai dan peningkatan kadar estrogen pada tubuh pria, meskipun studi ini masih terbatas dalam waktu durasinya.
Pembuatan susu kedelai secara umum dibagi menjadi 2 cara yaitu metode China dan Jepang. Perbedaanya yaitu pada metode China, kedelai digiling terlebih dahulu dengan sejumlah air menghasilkan bubur kedelai (slurry) kemudian disaring, baru setelah itu dipanaskan (dipasteurisasi). Sedangkan metode Jepang dilakukan dengan cara bubur kedelai (slurry) dipanaskan terlebih dahulu kemudian disaring dalam kondisi panas. Metode Jepang menghasilkan hasil yang lebih banyak dibandingkan metode China. Nah, selanjutnya let’s make our own soy milk.


Untuk 10 gelas (@+250 ml)

Bahan :
500 g kedelai kering
3500 ml air matang
1 ruas jahe dimemarkan
1/8 sdt garam

Cara membuat
  1. Cuci dan rendam kedelai dengan air bersih selama 3-5 jam.
  2. Blender dengan menggunakan air matang. Kedelai bisa diblender secara bertahap jika kapasitas blendernya tidak cukup.
  3. Saring jus kacang kedelai tersebut dengan saringan halus atau kain saringan.
  4. Tambahkan jahe dan garam ke dalam susu kedelai.
  5. Pasteurisasi pada suhu 80-100oC selama 15 menit, sambil diaduk perlahan.
  6. Setelah selesai, angkat dan pindahkan ke wadah tahan panas (misalnya botol gelas atau teko gelas)
  7. Sajikan hangat atau dingin.

Nilai gizi per gelas
Energi: 148,7 kkal
Lemak: 4,7 g
Karbohidrat: 18,2 g
Serat: 2,5 g
Protein: 8,4 g

Tips dan saran
  1. Jika ingin disimpan, setelah selesai dipasteurisasi segera masukkan ke dalam botol gelas. Tutup rapat kemudian botol tersebut segara direndam dalam air dingin. Setelah suhunya turun, simpan botol tersebut di dalam pendingin. Teknik ini dapat memperpanjang daya simpan produk sampai 7 hari, tergantung kondisi penyimpanan.
  2. Tambahkan pemanis rendah kalori atau gula aren jika ingin rasanya manis.
  3. Jika ingin mendapatkan citarasa buah-buahan, dapat ditambahkan perasa buah yang food grade, karena penambahan perasan buah asli terutama yang memiliki citarasa asam (pH rendah) akan membuat protein susu menjadi terpisah. Tetapi meskipun terjadi pemisahan namun nilai nutrisinya masih sama.
  4. Jahe dapat anda gantikan dengan vanilla bubuk secukupnya. Tujuannya untuk mengurangi citarasa langu dari susu kedelai.




No comments:

Post a Comment