Sunday 22 December 2013

Instant Noodles for Breakfast


Mie instant pertama kali dipasarkan di Jepang pada tahun 1958 dengan merek “Chickin Ramen”. Mie Instant ini dipasarkan oleh Momofuku Ando melalui perusahaannya Nissin Food Products Co., Ltd setelah berbulan-bulan melakukan percobaan untuk menyempurnakan teknik flash-frying method. Dia adalah seorang peranakan Taiwan dan Jepang yang dilahirkan di Taiwan ketika Taiwan masih dalam kekuasaan Kekaisaran Jepang. Penemuan ini membawa revolusi di budaya kuliner dunia. Kemudian melalui Nissin Foods pada tahun 1971, dia memperkenalkan mie instan cup (Cup Noodle) pertama di dunia yang dikemas dalam cup kedap air berbahan polystyrene. Penemuan selanjutnya yaitu penambahan sayuran kering sehingga melengkapi penyajiannya.
Seiring perkembangan zaman, banyak berkembang mitos-mitos mengenai mie instan yang dihubungkan dengan masalah kesehatan. Berikut saya akan kemukakan beberapa hal mengenai mitos-mitos tentang mie instan.
Mitos 1: Mie instan dilapisi dengan wax (lilin) untuk mencegah agar tidak saling lengket, sehingga bila dikonsumsi bisa menyebabkan kanker.
Sebenarnya: Mie instan tidak mengandung wax (lilin). Untaian mie tidak saling lengket disebabkan karena proses alami yang terjadi pada saat pengulenan dan pemotongan, pengukusan, dan penggorengan atau pengeringan.
Mitos 2: Mie instan tidak baik untuk kesehatan karena kandungan sodium yang sangat tinggi.
Sebenarnya: Dalam satu bungkus mie instan kemasan standar kandungan sodium berkisar antara 1.000-1.500 mg. Dalam satu bungkus mie instan dengan kemasan lebih kecil, kandungan sodium bisa lebih kecil dari 900 mg. Jumlah tadi hanya untuk memenuhi 40-60% kebutuhan sodium harian. Kebutuhan harian yang diizinkan untuk sodium yaitu 2.400 mg/hari untuk anak-anak diatas 4 tahun dan orang dewasa. Meskipun demikian, konsumsi mie instan tidak boleh berlebihan dan sebaiknya divariasi dengan menu yang lain.
Mitos 3: Kandungan MSG yang terdapat dalam bumbu akan mengalami perubahan struktur ketika  direbus bersama mie instan, sehingga bisa menimbulkan zat beracun.
Sebenarnya: FDA (Food and Drug Administration) telah menetapkan MSG masuk ke dalam golongan bahan tambahan pangan GRAS (Generally Recognized As Safe). Demikian juga dengan WHO yang memilih untuk tidak menetapkan batasan ADI (Acceptable Daily Intake) untuk MSG tersebut, yang artinya MSG aman untuk tubuh. Meskipun demikian, untuk orang-orang yang mempunyai gangguan tertentu dalam tubuhnya harus berhati-hati dalam konsumsi MSG, antara lain karena sodium yang terkandung di dalamnya. Secara umum, MSG termasuk bahan tambahan yang stabil dan tidak mengalami perubahan struktur ketika dicampurkan ke air mendidih atau bersama dengan bahan lain. Jadi tidak menimbulkan zat beracun.
Mitos 4:  Mie instan tidak bergizi sebagai makanan
Sebenarnya: Seperti juga dengan jenis pasta yang lain (mis. Spaghetti, macaroni, dan lain-lain), mie instan merupakan salah satu sumber karbohidrat disamping mengandung protein dan lemak. Selain itu, mie instan yang kita temukan di pasaran diperkaya juga dengan vitamin-vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3, B6, B9, B12, dan mineral zat besi. Selain itu mie instan pun masih mengandung sejumlah serat pangan.
Nah, itulah beberapa mitos yang berkembang tentang mie instan. Kita akan membahas tentang mie instan lagi di resep sehat berikutnya. Sekarang, sebelum memulai aktifitas sehari-hari resep berikut mungkin bisa menjadi pilihan untuk sarapan pagi Anda.

Untuk 1 porsi
Bahan
1 bungkus mie instan ukuran kecil (32 g) + bumbu
2 sdm oatmeal instan
1 butir telur rebus
Air panas secukupnya

Cara membuat:
  1. Didihkan air.
  2. Siapkan mie instan dalam wadah yang tahan panas (pilih yang berbahan porselin, gelas, plastik food grade tahan panas, atau bahan tahan panas yang lain).
  3. Masukkan oatmeal dan bumbu.
  4. Tambahkan air panas secukupnya. Aduk rata. Tutup dan biarkan beberapa saat (sekitar 3 menit).
  5. Buka tutupnya. Tambahkan telur rebus. Sajikan.

Nilai gizi per porsi
Energi: 246 kkal
Lemak: 12.6 g
Karbohidrat: 22.5 g
Serat: 1.8 g
Protein: 10.7 g

Tips dan Saran
  1. Tambahkan potongan sayur segar misalnya sawi, kol, atau tomat, untuk memperkaya nilai gizinya.
  2. Gunakan 3 butir putih telur jika tidak ingin menggunakan kuning telur, atau bisa juga menggantikannya dengan sumber protein lain seperti tempe, tahu, atau potongan daging ayam/ikan yang sudah dimasak terlebih dahulu.
  3. Jika ingin mengurangi jumlah sodium, tambahkan bumbu setelah mie matang. Tambahkan bumbu sedikit demi sedikit sambil dicicipi sehingga didapat rasa yang sesuai selera.
  4. Membuang air rebusan mie instan dan menggantikan dengan air yang baru menyebabkan vitamin yang larut air akan ikut terbuang.
  5. Perhatikan untuk tidak mengkonsumsi mi instant terlalu sering.


No comments:

Post a Comment