Kali ini saya akan membuat olahan
menggunakan daging kornet (corned beef). Corned beef adalah salah satu awetan
daging yang dibuat melalui proses Corning. Corning sebenarnya adalah salah satu
cara curing yaitu proses pengawetan bahan dengan cara pengasinan dan pengasapan.
Jadi istilah “corn” tidak ada hubungannya dengan jagung. Garam yang digunakan biasanya berukuran kasar
seperti bentuk biji jagung (corn of salt). Awalnya corned beef berbentuk kering karena melalui proses
pengeringan (dry-cured). Akan tetapi sekarang pembuatan corned beef menggunakan
proses brining (perendaman air garam) dan penambahan bumbu-bumbu seperti lada
dan daun salam. Corned beef yang kita kenal yang dijual dalam bentuk kalengan tidak
melalui proses pengasapan akan tetapi diolah menggunakan campuran bahan-bahan
tertentu, disterilisasi dan kemudian dikalengkan.
Sedikit cerita tentang corned beef. Cikal
bakal corned beef dipercaya berawal dari zaman dulu di daerah dingin ketika
diketahui ternyata daging tidak akan mengalami kerusakan jika dicampur dengan
garam dalam jumlah yang cukup. Hal ini sangat membantu para pengelana dan
prajurit dalam perjalanan mereka. Bangsa Irlandia adalah pengekspor corned beef
terbesar sampai tahun 1825. Di daerah Cork, Irlandia, corned beef diproduksi
dalam jumlah yang besar antara tahun 1600 an sampai 1825, diekspor ke seluruh
dunia dan kebanyakan dalam bentuk kalengan. Pasukan Inggris pun selama perang
Napoleon dibekali dengan corned beef kalengan yang berasal dari Cork.
Corned beef dijual dalam bentuk yang
tidak dimasak (uncooked) hanya tahan 5-7 hari atau 1 bulan dalam kondisi beku.
Selain itu ada juga yang dijual dalam bentuk yang sudah dimasak misalnya corned
beef yang dikalengkan yang daya simpannya bisa mencapai 2 tahun. Yang peru
diingat, jika kaleng sudah dibuka dan masih ada sisa maka harus disimpan dalam
refrigerator.
Corned beef adalah sumber yang baik dari
zat gizi protein, vitamin B12, dan mineral selenium. Selain itu masih
mengandung omega 3 dan omega 6. Namun perlu juga diketahui kalau corned beef
mengandung asam lemak jenuh, kolesterol dan sodium, sehingga konsumsinya pun
harus bijaksana.
Untuk 4 porsi
Bahan:
120 g corned beef
2 lembar roti gandum
200 ml susu cair low fat
1 sdm oatmeal
1 butir putih telur
Cara membuat
1. Potong kotak-kotak roti gandum kemudian rendam bersama oatmeal sekitar 15-30 menit dalam susu cair.
2. Kocok rata putih telur (tidak perlu sampai berbuih). Masukkan dalam campuran roti gandum. Aduk rata.
3. Masukkan corned beef ke dalam campuran roti gandum. Campur rata.
4. Panaskan oven pada suhu 180-200oC.
5. Tuang campuran roti gandum dalam cetakan brownies ukuran sedang (15x10 cm) (atau bisa juga menggunakan cetakan yang lain).
6. Panggang campuran roti gandum selama sekitar 30 menit.
7. Angkat dan sajikan hangat-hangat. Taburkan potongan daun seledri.
Nilai gizi per porsi
Energi: 139 kkal
Lemak: 5.8 g
Karbohidrat: 9.2 g
Serat: 1.2 g
Protein: 12.5 g
Tips dan saran
- Sebelum dipanggang dapat ditaburkan keju parut diatasnya.
- Keju parut bisa juga ditambahkan saat disajikan.
- Bisa langsung dimakan atau sebagai lauk.
- Dapat juga disajikan dingin.
This article also can be seen at http://duniafitnes.com/healthy-food-recipes/roti-gandum-schootel-with-corned-beef.html
No comments:
Post a Comment