Tuesday 13 June 2017

Dua Cara Agar Mental Anda Tetap Terasah

Sumber gambar: http://vkool.com/how-to-keep-your-mind-sharp/

Aktivitas fisik yang teratur akan membantu menjaga jantung, paru-paru, dan otot Anda tetap berbentuk dan dapat mencegah efek penuaan. Dengan cara yang sama, melatih otak Anda dapat membantu menjaga pikiran Anda tetap tajam dan memori Anda tetap utuh. Berikut dua cara untuk mengaktifkan otak Anda.

Menyibukkan diri dan melibatkan diri
MacArthur Foundation Study on Successful Aging, melakukan sebuah penilitian jangka panjang terhadap proses penuaan di Amerika, menemukan bahwa tingkat pendidikan adalah penunjuk terkuat dari kapasitas mental pada orang-orang yang berusia lanjut. Semakin banyak belajar, semakin besar kemungkinan seseorang mempertahankan kemampuan ingatan dan berpikirnya. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa orang-orang yang memiliki pekerjaan yang melibatkan pekerjaan yang kompleks, seperti berbicara, menginstruksikan, atau bernegosiasi dengan orang lain, memiliki risiko kehilangan ingatan (demensia) yang lebih rendah daripada orang-orang yang pekerjaannya kurang menuntut secara intelektual.
Hal ini mungkin bukan karena pendidikan formal yang bertahun-tahun atau jenis pekerjaan yang memberi manfaat pada memori. Sebaliknya, ini mungkin bersifat stand-in untuk kebiasaan belajar seumur hidup dan terlibat dalam kegiatan menantang secara mental.

Pengayaan dan pembelajaran intelektual merangsang otak untuk membuat lebih banyak koneksi. Semakin banyak koneksi, semakin tangguh otak. Begitulah kebiasaan seumur hidup untuk belajar dan terlibat dalam kegiatan menantang secara mental - seperti belajar bahasa atau kerajinan baru - dapat membantu menjaga otak tetap bugar.


Tetap berhubungan

Membentuk dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain adalah cara lain untuk mempertahankan keterampilan mental dan ingatan. Ada beberapa cara agar keterlibatan sosial dapat melakukan hal ini. Interaksi sosial dan aktivitas menarik secara mental sering berjalan beriringan (pikirkan relawan atau les sekolah). Hubungan sosial juga bisa memberikan dukungan selama masa stres, mengurangi efek merusak yang dapat dimiliki stres pada otak.

Dukungan sosial dapat datang dari hubungan dengan anggota keluarga, teman, saudara, atau pengasuh, serta dari komunitas religius atau kelompok terorganisir lainnya.
Kegiatan yang menyenangkan dan menarik secara sosial dapat sangat membantu. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dengan Baltimore Experience Corps, relawan ditugaskan untuk masuk kelompok yang menunggu (kelompok kontrol) atau kelompok yang membantu anak-anak sekolah dasar selama waktu kelas dan perpustakaan. Hasil awal menunjukkan bahwa peserta yang tetap terlibat dalam program selama berbulan-bulan memperbaiki fungsi dan ingatan eksekutif mereka.


Sumber: Healthbeat Newsletter, 21 May 2015. Harvard Medical School. Trusted advice for healthier life.

No comments:

Post a Comment