Picture source: http://www.impactlab.net/2009/05/22/study-finds-plastic-bottles-release-harmful-chemical-into-liquids/
Saat
ke fitness center, saya beberapa kali memperhatikan botol minum yang sering
dibawa orang-orang pada saat beraktifitas di tempat tersebut. Beberapa membawa
botol minuman yang memang dibuat khusus sebagai kemasan minuman, ada yang
membawa botol minuman yang bisa menghasilkan antioksidan, namun tak
sedikit juga yang menggunakan botol AMDK
(Air Minum Dalam Kemasan) entah itu baru atau hanya diisi ulang.
AMDK
merupakan pilihan praktis buat orang-orang tertentu yang tidak mau repot dengan
bawaannya. Selain mudah diperoleh dimana saja, botolnya pun bisa langsung
dibuang. Banyak orang sering menggunakan botol bekas AMDK ini berulang kali,
bahkan karena beberapa merek mempunyai bentuk kemasan yang unik sehingga
dipakai terus sampai benar-benar tidak bisa digunakan. Tapi apakah botol bekas
AMDK ini bisa digunakan berulang kali? Tunggu sebentar. Kita ikuti penjelasan
berikut ini.
Kemasan Plastik
Kemasan
makanan termasuk juga botol minuman dapat terbuat dari bahan-bahan seperti
gelas atau wadah kaca lainnya, kaleng, karton/kertas, plastik keras, kemasan
fleksibel, dan kaleng komposit. Jenis-jenis kemasan ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam mengemas suatu produk makanan atau minuman. Saya tidak akan
membahas secara rinci setiap jenis kemasan makanan pada artikel ini, namun saya
akan menitikberatkan pada kemasan yang terbuat dari plastik.
Sejak
pertama kali plastik ditemukan, bahan yang satu ini mulai merambah ke berbagai
aktifitas manusia. Dari yang ukuran paling kecil sampai yang paling besar, dari
yang digunakan untuk non-food sampai digunakan untuk mengemas makanan/minuman. Pengembangan
teknologi plastik yang disesuaikan dengan tujuan penggunaannya pun banyak
dilakukan. Plastik yang awalnya hanya tersusun dari satu jenis polimer,
sekarang sudah berkembang menjadi berbagai jenis polimer yang penggunaannya pun
berbeda-beda tergantung dari jenis polimernya. Selain itu untuk ada juga
zat-zat aditif yang ditambahkan untuk
menyempurnakan fungsi dan kegunaan kemasan plastik tersebut.
- Plasticizer (pemlastis) yang digunakan untuk membantu proses melancarkan proses dan membuat polimer plastik menjadi lentur.
- Stabilizer digunakan untuk mencegah terurainya polimer apabila terkena panas atau sinar UV.
- Antioksidan digunakan untuk mencegah proses oksidasi yang tidak diinginkan.
- Slip dan antistatic additive. Slip additive berfungsi untuk mengurangi pergesekan pada permukaan plastik dan untuk meningkatkan sifat dari produk akhir. Sedangkan antistatic additive berfungsi menurunkan daya hantar listrik dari plastik. Kedua jenis bahan ini biasanya digunakan bersamaan.
- Coloring agent digunakan untuk mewarnai bahan plastik.
Suatu
bahan kemasan makanan yang baik harus memiliki sifat inert atau tidak mudah
bereaksi dengan bahan yang dikemasnya. Bahan kemasan yang terbuat dari gelas
atau kaca sudah terbukti bersifat inert, sedangkan bahan kemasan yang terbuat
dari plastik bersifat inert hanya sampai pada batas tertentu. Dengan demikian
penggunaan kemasan yang terbuat dari plastik harus mendapat perhatian dari
penggunanya. Karena sifatnya yang tidak sama dengan kaca/gelas, pada makanan
dan minuman yang dikemas dengan kemasan yang terbuat dari plastik terjadi suatu
peristiwa yang disebut migrasi yaitu berpindahnya polimer dan/atau bahan aditif
dari penyusun plastik ke bahan makanan/minuman yang dikemas.
Polimer
dan bahan aditif inilah yang bisa masuk ke dalam tubuh bersama makanan/minuman
yang dikonsumsi. Meskipun yang masuk dalam jumlah yang kecil, tapi bahan-bahan
ini dapat menumpuk dalam tubuh karena tidak bisa diuraikan oleh tubuh. Jumlah
bahan aditif atau polimer yang bermigrasi ke bahan makanan yang dikemas bisa
bertambah melebihi ambang batas jika penanganannya tidak benar. Bahan-bahan
inilah yang menyebabkan timbulnya penyakit seperti kanker dan penyakit
degeneratif, bahkan sampai ke mutasi genetik yang tidak diinginkan.
Alasan
inilah sehingga The society of the Plastic Industry (SPI) pada tahun 1988
memperkenalkan sistem pengkodean plastik atau disebut juga plastic recycling
code (kode daur-ulang plastik). Informasi kode ini ditujukan untuk
pendaur-ulang, industri pengguna, dan konsumen, sehingga penggunaan kemasan
plastik ini nantinya akan cukup aman bagi manusia. Kode-kode ini menjelaskan
sifat dari plastik tersebut, kegunaanya (apakah untuk makanan atau tidak untuk
makanan), dan jenis produk daur-ulangnya. Kode ini biasanya dicetak di bagian
bawah kemasan plastik, dan berbentuk segitiga dengan angka di dalamnya.
This article also can be seen at http://duniafitnes.com/health/kenali-kemasan-makanan-dan-minuman-kita-bagian-1.html
Bagian 2 Kemasan Makanan nya mana gan?
ReplyDelete