Sumber gambar: http://www.eco-clear.co.za/files/component/content/article/1/2-aqua-resonance-and-quantum-nano-tech-information.html
Air Segi Enam (Hexagonal)
Air segi enam mengklaim juga mengandung
lebih banyak oksigen dibanding dengan air biasa. Mengapa disebut disebut segi
enam (hexagonal)? Disebabkan karena molekul air yang satu ini memang berbentuk
segi enam. Sebenarnya bentuk molekul air alami memiliki bentuk seperti huruf V
dengan 2 atom hydrogen di ujung-ujungnya dan 1 atom oksigen dipusatnya. Yang
membedakan air hexagonal dengan air biasa yaitu formasi susunan molekul airnya.
Dalam satu tetes air terkandung milyaran
molekul air yang bergerak bebas dan tak beraturan. Sedangkan dalam bentuk padat
(es dan salju), setiap enam molekul air tersusun secara teratur dan membentuk
water cluster yang berstruktur cincin segi enam. Bagian tengah cincin yang
kosong ini yang mampu mengikat oksigen lebih banyak sehingga tidak lolos ke
udara bebas.
Air hexagonal secara alami banyak terdapat
di pegunungan yang berhawa sejuk. Sedangkan di perkotaan, air ini sangat sulit
dijumpai karena udara yang panas dan polusi. Dengan teknologi kekuatan medan
magnet dan infrared, air hexagonal bisa diciptakan meskipun tidak dalam suhu
dingin atau kondisi beku. Inilah air hexagonal yang dijual di pasaran.
Manfaatnya belum terbukti
Prof. Dr. Waluyo Soeriodibroto, MSc, PhD.
SpG(K) ahli gizi dari Universitas Indonesia mengemukakan bahwa sampai sejauh
ini belum terbukti secara ilmiah ataupun secara klinis tentang manfaat kedua
jenis air tersebut. Menurut beliau, selama ini peminum air oksigen dan
heksagonal tersugesti dari pengakuan sepihak para produsen atau testimony dari
peminum yang pasti kebenarannya.
Ditambahkan lagi, bahwa air oksigen selain
rentan suhu, juga bisa terurai selama penyimpanan. Itu sebabnya produsen
menganjurkan untuk diminum kurang dari 20 menit setelah dibuka, sedangkan
sebagian lain menyarankan produknya disimpan di lemari es dan terhindar dari
cahaya matahari.
Air hexagonal yang secara structural lebih
kuat pun belum memiliki bukti yang signifikan apakah sturktur ini tidak berubah
saat masuk tubuh yang mana suhu tubuh sekitar 37oC. Kemungkinan air ini akan
baik di lambung bersama enzim pencernaan. Kalaupun bisa mencapai usus, kapiler
mukosa usus pun tak bisa menyerap oksigen sebaik paru-paru.
Alih-alih sehat lanjutnya, produksi radikal
bebas akibat adanya oksigen yang berlebih ini malah berpotensi destruktif pada
tubuh. Bila oksigen dalam perut berada dalam kadar rendah memang tidak ada
pengaruhnya, namun bila kadarnya tinggi bisa berbahaya karena oksigen bersifat
radikal bebas. Radikal bebas merupakan salah satu faktor pencetus kanker.
This article also can be seen at http://duniafitnes.com/health/air-oksigen-do-we-really-need-it.html
No comments:
Post a Comment