Resep sehat kali ini akan menggunakan jamur
shiitake. Bagi yang belum begitu mengenal tentang jamur shiitake, akan saya
ceritakan sedikit tentang jamur ini. Jamur shiitake (Lentinula edodes) adalah jamur yang dapat dimakan yang berasal dari
Asia Timur. Jamur ini dibudidayakan dan cukup populer di berbagai masakan Asia
seperti di masakan Vietnam, Cina, Jepang, Korea, dan Thailand. Selain dalam
bentuk segar, kita juga bisa memperoleh dan menggunakan jamur shiitake yang
sudah dikeringkan. Selain digunakan dalam masakan, ternyata jamur shiitake pun
dikenal sejak zaman dulu sebagai jamur untuk pengobatan (lebih dari 6000 tahun).
Dari segi citarasa, jamur shiitake
mempunyai citarasa dan aroma yang khas. Citarasa umami alami yang dimiliki
jamur ini membuat jamur ini digemari. Umami adalah komponen rasa yang kelima
setelah manis, asam, pahit, dan asin. Umami berasal dari bahasa Jepang yang
artinya rasa gurih yang lezat.
Dari segi nutrisi, selain merupakan sumber
protein nabati, jamur shiitake juga merupakan sumber zat besi, vitamin C,
vitamin D, dan serat pangan. Vitamin D dalam jamur shiitake bertambah jumlahnya
jika jamur tersebut disinari cahaya matahari atau sinar UV. Jamur shiitake juga
mengandung komponen yang disebut lentinan. Lentinan adalah senyawa golongan
polisakarida (karbohidrat kompleks) yang disebut sebagai beta-glucan bercabang
(branched beta-glucan) yang memiliki aktifitas anti kanker. Beta-glucan juga
adalah salah satu komponen dalam oat. Selain sebagai anti kanker, lentinan
memilikin kemampuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Senyawa aktif lain yang ditemukan dalam
jamur shiitake yaitu eritadenine. Studi yang dilakukan selama 10 tahun terakhir
menunjukkan kemampuan senyawa ini menurunkan kadar kolesterol pada hewan
percobaan. Apapun perlakuan diet lemak yang diberikan pada hewan percobaan,
kadar kolesterol hewan tersebut mengalami penurunan. Dengan kata lain, semakin banyak eritadenine yang diberikan, semakin
turun kandungan kolesterol. Jamur shiitake juga mengandung antioksidan yang
disebut L-ergothioneine. Antioksidan yang kuat ini ditemukan juga di hati ayam,
wheat germ (embrio gandum), jamur tiram, jamur maitake, dan jamur kancing.
Sebelum menggunakan jamur shiitake ini,
perlu diperhatikan untuk tidak mengkonsumsi jamur ini dalam keadaan mentah atau
dimasak sedikit. Racun lentinan dalam jamur shiitake bisa menyebabkan kemerahan
pada kulit, bintik-bintik merah, dan gatal pada seluruh tubuh termasuk wajah
dan kulit kepala yang muncul setelah sekitar 48 jam mengkonsumsinya. Hal ini
terjadi pada 1 dari 50 orang. Akan tetapi keracunan ini bisa dihindari dengan
memasaknya terlebih dahulu.
Untuk 3 porsi
Bahan
200 g jamur shiitake
100 g (2 batang) bok choy
30 g saos tiram
1 sdm kecap manis
100 ml air
3 siung bawang putih
1 sdm minyak zaitun
½ sdt merica
½ sdt garam
½ sdm maizena
Cara membuat
- Jamur shitake diblansir terlebih dahulu dengan cara merendam dalam air mendidih selama 2-3 menit. Angkat dan tiriskan.
- Lepaskan helai daun bok choy dari batangnya. Cuci bersih. Tiriskan.
- Iris tipis bawang putih. Tumis sampai harum dengan api sedang.
- Masukkan jamur shitake dan bok choy. Aduk terus sampai agak layu.
- Masukkan saus tiram, kecap manis, garam, merica dan air. Aduk terus sampai rata.
- Masukkan maizena yang sudah dilarutkan dengan sedikit air. Aduk rata sampai agak kental.
- Angkat. Sajikan.
Nilai gizi per porsi
Energi: 81.9 kkal
Lemak: 3.7 g
Karbohidrat: 9 g
Serat: 1.3 g
Protein: 3.3 g
Tips dan Saran
- Sajikan untuk makan siang atau makan malam.
- Sayuran bok choy bisa diganti dengan sayuran jenis lain misalnya brokoli, kol, atau sawi.
- Dapat ditambahkan potongan tahu, tempe atau daging.
No comments:
Post a Comment