Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, bertekstur
kental dan memiliki cita rasa manis yang khas. Madu yang biasanya dikonsumsi
oleh manusia dihasilkan oleh lebah madu dari genus Apis yaitu umumnya dari
jenis Apis dorsata. Madu dihasilkan
juga oleh lebah dari jenis bumblebees
(Genus Bombus), stingless bees (Suku Meliponini),
dan serangga hymenoptera seperti tawon madu. Madu yang dihasilkan dari ketiga
jenis ini memiliki jumlah yang lebih sedikit dan memiliki karakteristik yang
berbeda dibandingkan dengan madu yang dihasilkan oleh lebah madu Apis.
Madu terbuat dari nektar yang oleh lebah diubah
menjadi madu melalui proses regurgitasi dan evaporasi. Nektar adalah cairan
yang mengandung gula alami yang dihasilkan oleh tanaman dalam kelenjar
nectaries. Regurgitasi adalah proses pengeluaran bahan dari hulu kerongkongan
(faring) atau esofagus yang biasanya ditandai dengan adanya makanan yang tidak
tercerna. Nektar yang melalui proses regurgitasi akan diubah menjadi
monosakarida melalui proses hidrolisis asam saluran cerna lebah. Hasil
regurgitasi (calon madu) ini akan disimpan lebah madu dalam honeycombs (sisiran madu) dalam
sarangnya. Calon madu ini masing mengandung banyak air sehingga dalam penyimpanan
akan mengalami proses evaporasi dan perubahan enzimatis menjadi madu.
Rasa manis madu berasal dari kandungan gula
sederhananya yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Tabel berikut
menggambarkan komposisi karbohidrat dalam madu.
Jenis karbohidrat
|
Rata-rata
|
Fruktosa
(%)
|
38,38
|
Glukosa
(%)
|
30,31
|
Gula
reduksi (%)
|
76,65
|
Sukrosa
(%)
|
1,31
|
Rasio
fruktosa/glukosa
|
1,23
|
Sumber: National Honey Board (www.nhb.org)
Madu
memiliki kemanisan yang hampir sama dengan kemanisan gula pasir. Madu
mengandung 82,4 g karbohidrat dalam 100 g sehingga kalori yang dimiliki hanya
304 kkal, jika dibandingkan dengan gula yang memiliki nilai kalori 400 kkal/100
g. Berdasarkan tabel indeks glikemik yang dimuat di The American Journal of Clinical Nutrition (2002), madu memiliki
nilai indeks glikemik rata-rata 55 yang termasuk dalam kategori indeks glikemik
rendah. Meskipun memiliki nilai indeks glikemik yang rendah sebaiknya untuk
pengidap diabetes konsumsi madu harus tetap dikontrol. Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Bahrami, dkk. yang dimuat di International
Journal of Food Science and Nutrition (2009 Nov; 60(7):6 18-26) yang
berjudul Effects of natural honey
consumption in diabetic patients: an 8-week randomized clinical trial,
memberikan efek yang menguntungkan pada berat badan dan kandungan lemak darah pada
kelompok pasien yang mengkonsumsi madu. Namun ada terdeteksi peningkatan
hemoglobin A(1C) yang merupakan salah satu indikator pada penyakit diabetes,
sehingga konsumsi madu untuk penderita diabetes dianjurkan untuk tetap
berhati-hati. Dalam dunia kuliner, madu memiliki citarasa yang khas sehingga
sering digunakan sebagai penyedap rasa, pengganti gula ataupun jenis pemanis
lainnya.
Untuk 2 porsi
Bahan
2 buah paha ayam tanpa kulit (+ 300 g)
3 siung bawang putih (cincang halus)
2 cm jahe (cincang halus)
3 sdm madu
1 sdm kecap manis
1 sdt lada bubuk
1 sdm saus tiram
¼ sdt minyak wijen
¼ sdt garam
Cara membuat
- Campur rata bawang putih, jahe, madu, kecap manis, saus tiram, minyak wijen dan garam. Sisihkan.
- Beri 2-3 sayatan pada permukaan daging ayam. Lumuri daging ayam dengan campuran bumbu. Diamkan selama sekitar 30 menit.
- Panaskan oven pada suhu 180oC
- Letakkan daging ayam bersama bumbu dalam loyang oven yang telah dialasi dengan aluminium foil. Bungkus dengan aluminium foil.
- Masukkan dalam oven dan panggang selama kurang lebih 30-40 menit.
- Angkat. Buka bungkus aluminium foil dan sajikan.
Nilai gizi per porsi
Kalori: 232,9 kkal
Lemak: 1,9 g
Karbohidrat: 18,7 g
Serat: 0 g
Protein: 35,2 g
Tips dan saran
Paha ayam dapat anda gantikan dengan dada ayam tanpa
kulit. Atau anda dapat juga bereksperimen menggunakan sumber protein lain
seperti daging sapi, ikan, atau tempe.
No comments:
Post a Comment