Wednesday 25 July 2012

Tetap Sehat dan Berenergi di Bulan Puasa - Bagian 1


Tetap Sehat dan Berenergi di Bulan Puasa
Bagian - 1

 
 Picture source: http://www.topnews.in/muslim-fasting-month-ramzan-begins-263741

Dalam beberapa hari lagi bagi yang beragama Islam akan memasuki bulan Ramadhan yang mubarok. Berpuasa adalah salah satu kewajiban di bulan ini. Puasa atau shaum (dalam bahasa Arab) artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Pada artikel ini saya tidak akan membahas puasa dari segi agama, akan tetapi saya akan mencoba berbagi ilmu tentang bagaimana puasa bisa dijalankan dengan baik tanpa harus kekurangan nutrisi dan tetap berenergi. Sebenarnya cara-cara menjalankan puasa yang baik sudah dijelaskan dalam agama dan ternyata jika diikuti dengan benar dapat memberikan kesehatan bagi tubuh dan puasa dapat dijalankan dengan baik.

Fisiologi Puasa
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan yang sering muncul tentang berpuasa adalah apakah berpuasa baik atau buruk bagi kesehatan? Berikut gambaran singkat apa yang terjadi dalam tubuh selama berpuasa. Perubahan yang terjadi dalam tubuh selama berpuasa tergantung dari lamanya waktu berpuasa. Secara teknis, tubuh memasuki keadaan berpuasa selama 8 jam atau lebih setelah makanan terakhir dikonsumsi dan ketika pencernaan selesai menyerap zat-zat gizi dari makanan. Dalam kondisi tidak berpuasa, glukosa yang disimpan di hati dan otot digunakan sebagai sumber utama energi tubuh. Pada saat berpuasa, glukosa inilah yang digunakan pertama kali untuk menyediakan energi. Setelah glukosa habis, lemak akan digunakan sebagai sumber energi. Sejumlah glukosa dalam jumlah yang kecil masih diproduksi melalui mekanisme lain di hati. Glukosa yang diproduksi ini akan digunakan untuk proses-proses lain dalam tubuh.
Hanya puasa dalam jangka waktu yang lama selama beberapa hari atau minggu yang membuat tubuh terpaksa menggunakan protein sebagai sumber energi. Inilah yang sering dikenal dengan sebutan kelaparan (starvation) dan jelas kondisi ini tidak sehat. Protein akan dilepaskan dari otot sehingga orang-orang yang kelaparan akan tampak kurus dan menjadi sangat lemah.
Puasa selama bulan Ramadhan dilakukan hanya dari terbit fajar sampai terbenam matahari, sehingga ada kesempatan buat tubuh untuk diberi asupan energi dan zat gizi lain setelah berbuka puasa sampai mulai berpuasa lagi. Jika konsumsi makanan pada saat ini dilakukan dengan cara yang tepat, maka hal ini akan memberikan keuntungan berupa pengalihan yang perlahan dari penggunaan glukosa ke lemak sebagai sumber energi, dan juga mencegah kerusakan otot. Penggunaan lemak untuk energi membantu menurunkan berat badan, mempertahankan massa otot, dan dalam jangka panjang akan mengurangi kadar kolesterol darah. Sebagai tambahan, penurunan berat badan akan membantu dalam kontrol terhadap diabetes dan mengurangi tekanan darah. Proses detoksifikasi juga terjadi pada saat berpuasa, karena zat racun yang tersimpan lemak akan larut dan dikeluarkan dari tubuh. Setelah beberapa hari berpuasa, beberapa hormon tertentu (endorfin) mengalami peningkatan dalam darah, sehingga kita menjadi lebih awas dan secara umum kondisi mental menjadi lebih baik/meningkat.
Makanan dan minuman yang seimbang yang masuk dalam tubuh selama bulan puasa sangatlah penting. Untuk mencegah pemecahan otot, makanan yang dikonsumsi selama bulan puasa harus mengandung energi yang cukup dari karbohidrat dan lemak. Oleh karena itu, diet yang seimbang diperlukan dan kebutuhan zat-zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) dan air harus tercukupi.

No comments:

Post a Comment