Tetap Sehat dan Berenergi di Bulan Puasa
Bagian - 1
Picture source: http://www.topnews.in/muslim-fasting-month-ramzan-begins-263741
Dalam beberapa hari lagi bagi yang beragama
Islam akan memasuki bulan Ramadhan yang mubarok. Berpuasa adalah salah satu kewajiban
di bulan ini. Puasa atau shaum (dalam bahasa Arab) artinya menahan diri dari makan
dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim.
Pada artikel ini saya tidak akan membahas puasa dari segi agama, akan tetapi
saya akan mencoba berbagi ilmu tentang bagaimana puasa bisa dijalankan dengan
baik tanpa harus kekurangan nutrisi dan tetap berenergi. Sebenarnya cara-cara
menjalankan puasa yang baik sudah dijelaskan dalam agama dan ternyata jika
diikuti dengan benar dapat memberikan kesehatan bagi tubuh dan puasa dapat
dijalankan dengan baik.
Fisiologi
Puasa
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan yang
sering muncul tentang berpuasa adalah apakah berpuasa baik atau buruk bagi
kesehatan? Berikut gambaran singkat apa yang terjadi dalam tubuh selama berpuasa.
Perubahan yang terjadi dalam tubuh selama berpuasa tergantung dari lamanya
waktu berpuasa. Secara teknis, tubuh memasuki keadaan berpuasa selama 8 jam
atau lebih setelah makanan terakhir dikonsumsi dan ketika pencernaan selesai
menyerap zat-zat gizi dari makanan. Dalam kondisi tidak berpuasa, glukosa yang
disimpan di hati dan otot digunakan sebagai sumber utama energi tubuh. Pada
saat berpuasa, glukosa inilah yang digunakan pertama kali untuk menyediakan
energi. Setelah glukosa habis, lemak akan digunakan sebagai sumber energi.
Sejumlah glukosa dalam jumlah yang kecil masih diproduksi melalui mekanisme
lain di hati. Glukosa yang diproduksi ini akan digunakan untuk proses-proses
lain dalam tubuh.
Hanya puasa dalam jangka waktu yang lama
selama beberapa hari atau minggu yang membuat tubuh terpaksa menggunakan
protein sebagai sumber energi. Inilah yang sering dikenal dengan sebutan
kelaparan (starvation) dan jelas kondisi
ini tidak sehat. Protein akan dilepaskan dari otot sehingga orang-orang yang
kelaparan akan tampak kurus dan menjadi sangat lemah.
Puasa selama bulan Ramadhan dilakukan hanya
dari terbit fajar sampai terbenam matahari, sehingga ada kesempatan buat tubuh untuk
diberi asupan energi dan zat gizi lain setelah berbuka puasa sampai mulai berpuasa
lagi. Jika konsumsi makanan pada saat ini dilakukan dengan cara yang tepat,
maka hal ini akan memberikan keuntungan berupa pengalihan yang perlahan dari penggunaan
glukosa ke lemak sebagai sumber energi, dan juga mencegah kerusakan otot.
Penggunaan lemak untuk energi membantu menurunkan berat badan, mempertahankan
massa otot, dan dalam jangka panjang akan mengurangi kadar kolesterol darah.
Sebagai tambahan, penurunan berat badan akan membantu dalam kontrol terhadap
diabetes dan mengurangi tekanan darah. Proses detoksifikasi juga terjadi pada
saat berpuasa, karena zat racun yang tersimpan lemak akan larut dan dikeluarkan
dari tubuh. Setelah beberapa hari berpuasa, beberapa hormon tertentu (endorfin)
mengalami peningkatan dalam darah, sehingga kita menjadi lebih awas dan secara
umum kondisi mental menjadi lebih baik/meningkat.
Makanan dan minuman yang seimbang yang masuk
dalam tubuh selama bulan puasa sangatlah penting. Untuk mencegah pemecahan
otot, makanan yang dikonsumsi selama bulan puasa harus mengandung energi yang
cukup dari karbohidrat dan lemak. Oleh karena itu, diet yang seimbang diperlukan
dan kebutuhan zat-zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) dan
air harus tercukupi.
This article also can be seen at : http://duniafitnes.com/health/tetap-sehat-dan-berenergi-di-bulan-puasa.html
No comments:
Post a Comment